
Para ulama` salaf memberikan dasar atau cara memanfaatkan waktu
yakni “waktu paling baiku ntuk menghafal adalah waktu sahur (menjelang
subuh), dan untuk mempelajari sesuatu adalah pagi-pagi, adapun untuk menulis
adalah pertengahan siang sedang untuk menela`ah dan mengulang pelajaran adalah
malam hari”. Dari waktu-waktu yang sudah dibagi tersebut jika kita
selaraskan dengan keadaan generasi bangsa saat ini, masih sangat jauh sekali. Kita
lihat sekarang banyak berita-berita yang selalu terkait dengan para remaja yang
digadang-gadang sebagai penerus perjuangan bangsa. Jangan heran kalau mereka
selalu di hubungkan dengan minuman-minuman keras, seks bebas, narkoba, dan lain
sebagainya.
Kesadaran diri adalah obat yang
paling utama, karena semua yang kita lakukan tidak terlepas dari keinginan yang ada pada diri sendiri. Nabi mengatakan bahwa jihad yang paling berat adalah jihad
melawan nafsu. Jika tidak bisa mengendalikannya dengan hal-hal yang positif,
nafsu tersebut akan menguasai kita. Memaksa untuk berbuat baik adalah pilihan yang tepat, manusia hidup di dunia ini tidak akan luput dengan ganggguan
setan. Setan akan mengganggu manusia agar selalu melakukan hal-hal yang
negatif, sedangkan Allah memerintah
untuk melakukan kebajikan. Apakah kita mau menerjang larangan-larangannya ?. Kita
selalu menjatkan do`a Rabbana Atina Fiddunya Hasanah WaFil Akhirati Hasanah
Wakina Adzabannaar, dimana inti dari do`a tersebut ialah meminta diberi
kebaikan baik didunia maupun diakhirat dan meminta dijauhkan dari adzab neraka. tetapi Jangan hanya berdo`a dengan lisan, akan
tetapi perlu diyakini dengan hati dan merealisasikannya dengan perbuatan.
Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup
sendirian, mereka membutuhkan orang-orang yang ada disekitarnya atau bisa
disebut hablu minanaas. Saling tolong-menolong dan saling
nasehat-menasehati adalah ciri seorang muslim yang kaffah. lingkungan yang ada
disekitar kita bisa saja menjadi obat buat kita dan juga bisa juga menjadi
sebuah racun yang sangat mematikan. Semua
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bisa dengan
mempertebal iman kepada sang pencipta (Allah SWT). Bukan hanya itu kita harus
mempunyai keahlian bersosialisasi dengan mereka, jika salah bicara bisa-bisa
itu akan menjadi bumerang yang mengancam
diri kita. Motivasi dari seseorang yang dianggap mampu dalam hal ilmu pengetahuan memang perlu. Akan tetapi motovasi yang paling manjur ialah motivasi
dari diri sendiri.
Didalam alqur`an ada banyak ayat yang membahas tentang waktu,
seperti Demi waktu dhuha ( ketika
matahari naik sepenggalah)(QS. AD-DUHA : 1), Demi matahari dan sinarnya
pada pagi hari (QS. ASY-SYAMS : 1), Demi malam apabila menutupi (QS.AL-LAIL
: 1). Tidak hanya dalam ketiga surat itu. Dalam surat Al-Asr dijelaskan yang
artinya Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati
untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. Dari ayat-ayat al-qur`an tersebut dapat kita ambil hikmahnya, sesungguhnya manusia selalu
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang melakukan kebajikan, saling
tolong-menoling pada sesama.
Betapa banyak saat ini orang-orang disekitar kita yang menyia-nyiakan
waktu yang ada. Mungkin mereka berfikir bahwa besok masih ada waktu yang lain. tetapi
waktu sekarang dan besok itu berbeda. Ketika sudah meninggalkannya, maka tidak
akan bisa kembali lagi. Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu
adalah penyesalan yang tinggal penyesalan.
الوقت
أنفاس لا تعود
“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan
kembali.”
Seseorang akan merasa bahwa waktu yang
ditinggalkannya sangatlah berharga ketika mereka menginja usia senja (tua). Seringkali yang mereka hanya kesenangan sesaat,
sementara kesenangan didunia adalah bayangan semu.
Kehidupan
didunia ini penuh dengan ujian, dan dalam ujian tersebut Alloh selalu
menyelipkan hikmah bagi mereka yang mampu melampaui ujian tersebut. Bahkan bisa
jadi ujian yang diberikan kepada manusia itu untuk menyadarkan bagi mereka yang
lalai akan nikmat yang ada pada dirinya. Dewasa ini kebanyakan mereka
mengatakan bahwa saya beriman kepada Alloh, tetap disisi lain mereka mengeluh
ketika diberi ujian atau cobaan. Seperti yang digambarkan dalam Al-qur`an :
احسب الناس ان يتركوا ان يقولوا ءامنا وهم لا يفتنون – ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكذبين
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji
lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al-Ankabuut 2-3).
Maka dari itu perbanyaklah berbuat
kebajikan didunia ini, hidup hanya sementara dan umur kita juga terus berkurang.
Jangan sampai ketika dihisab nanti amal kejelekan kita lebih banyak dari pada
amal kebajikan.Wassalam..