Judul buku : Jalan terjal
santri menjadi penulis
Penulis : Tsanin A. Zuhairi
Penerbit : Muara progesif, Surabaya
Cetakan : 1, 2009/1430
Tebal
: 224
Resensor : Fatikhudin
Tradisi tulis menulis sudah di
contohkan oleh para ulama`, kyai terdahulu. Terbukti dengan adanya kita-kitab
yang di kaji di pondok pesantren. Tradisi ini harus dilestarikan di setiap
pondok pesantren. Mengapa ? karena agar para santri mempunyai minat dalam hal tulis menulis, itu
semua tidak terlepas bahwa mereka pasti sedikit banyak sudah pernah merasakan
yang namanya membaca kitab, baik di bacakan oleh kyai ataupun membacanya
sendiri. Apalagi yang kita tunggu ? haruskah kita menghilangkan tradisi tulis
menulis yang telah di contohkan oleh para ulama`, kyai terdahulu ?
Kesuksesan kita bukan pada hasilnya
tapi proses kita mengggalau semua mimpi buruk. Rasa takut, jelek, sok tahu,
minder, harus kita binasakan, karena kematian jiwa penulis bersumber dari
perasaan itu. (hal 32). Ungkapan tersebut adalah merupakan sebuah semangat bagi
para penulis, apalagi bagi penulis pemula, karena biasanya yang terjadi pada
penulis pemula ialah adanya rasa kurang percaya diri dalam menuangkan
gagasan-gagasannya yang sudah ada dalam pikirannya padahal jika kita mau
menuangkanya dalam bentuk sebuah tulisan itu akan menjadi sebuah karya yang tak
penah terlupakan . Memang banyak kita temui masalah-masalah jika kita ingin
menulis. Seperti kekurangan ide, ketika menulis tiba-tiba berhenti, dan masih
banyak yang lain. maka dari itu harus tertanam kuat niat kita ketika ingin menjadi penulis yang profesional.
Seorang pemula jangan pernah takut menampakkan karyanya . biarkan cacian dan
hinaan datang menginggap. Jangan hanya di hina dan di caci, di robekpun harus
diterima dengan penuh keberanian dan lapang dada. Siap menerima cacian dan
hinaan pada hakikatnya ia telah mulai berani menjadi orang sukses ?. ini salah
satu nasihat dari seniaor salah satu penulis dalam buku ini yakni Muhammad
suhaibi RB.
Kadang kala kita meremehkan ide-ide
yang ada dalam angan-angan kita. Perlu di ingat bahwa ide itu mudah hilang dan
pecah jika tidak langsun di tuangkan kedalam tulisan. Seperti kata penulis
legendaris indonesia Pramoediya ananta toer : “ tulislah sesederhana
apapun ide pikiranmu karena itu akan menjadikannya utuh sepanjang sejarah.
Sehebat apapun ide pikiran seseorang, tetapi jika hal itu hanya ada dalam
kata-kata ucapan, maka ia akan musnah
sedetik sesudah orang itu mengucapkannya. Dari ungkapan Pram jelaslah bahwa
kita di tuntut untuk tidak meremehkan ide, walaupun itu sangatlah remeh.
Buku yang di tulis oleh Tsanin A.
Zuhairi ini adalah kumpulan pengalaman dari beberapa penulis, dari mulai
kesulitan awal ketika menulis, sampai bagaimana perjuangan mereka masing-masing
untuk menjadi penulis yang sampai melahirkan sebuah karya. Buku ini sangat
cocok sekali bagi penulis pemula yang biasanya haus akan motivasi menulis dan
juga mereka bisa melihat kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh seorang
penulis, semua akan terjawab ketika mereka membaca buku kecil yang sangat
sederhana ini yang di terbitkan oleh muara progesif, 2009. Dan ingatlah bahwa
menulis adaah tradisi ulama` salaf terdahulu yang kita banggakan. Mari kita
menulis sebelum menyesal di kemudian hari, karena membiarkan tidak bisa menulis
sama halnya dengan membiarkan diri kita tanpa eksistensi. Tanamkan pada diri
kita “saya menulis, maka saya akan ada”.