Mencari kesenangan adalah hal yang wajar oleh seorang manusia, karena manusia sendiri butuh sesuatu yang bisa merefres pikiran setelah melakukan suatu aktifitas. Dari sinilah mereka berangkat untuk berfikir dan menentukan masa depan yang ingin dicapainya. Kadang kala sebuah permainan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak terduka, bahkan hal-hal yang negatif sekalipun.
Banyak kita lihat
di warung, wartek, maupun di pesantren. Tidak lain itu semua untuk
mengekspresikan apa yang mereka ingin ungkapkan. Terkadang untuk mengungkapkan
sesuatu yang ingin kita ungkapkan membutuhkan kesadaran akan manfaat ucapan
tersebut, sebab baik tidaknya ucapan akan dinilai dari apa dampak yang akan
terjadi jika mengatakan sebuah kalimat. Akan tetapi seseorang tidak sadar apa
yang mereka ucapkan acapkali tidak ada faidah atau manfaatnya. Apa yang mereka
pikirkan ?, apakah kakibat kurangnya ilmu ?, kurangnya iman ? atau bahkan tidak
mengerti tentang disiplin ilmu, akan tetapi berkata seakan-akan seperti
mempunyai ilmu. Itu tidak ada bedanya dengan orang bodoh. Kejadian ini juga
sering kali terjadi di pesantren-pesantren, dimana para santri ketika melakukan
suatu aktifitas tidak sadar secara
ferlek mengucapkan hal-hal yang kurang penting.
Maka dari itu kita
perlu membiasakan berkata dengan kata-kata yang baik, bukankah ada peribahasa
“Mulutmu Harimau Mu”. Berdzikir adalah hal yang paling efektif untuk
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam berbica, dan menjaga lisan kita
dari mengucapkan kata-kata yang tidak baik atau tidak berfaidah. Bukankah dalam
al-Qur`an Allah telah menjelaskan bahwa dzikir itu bisa menenangkan hati.