Senin, 17 November 2014

JALAN TERJAL SANTRI MENJADI PENULIS

Judul buku      : Jalan terjal santri menjadi  penulis
Penulis            : Tsanin A. Zuhairi
Penerbit          : Muara progesif, Surabaya
Cetakan          : 1, 2009/1430
Tebal               : 224
Resensor         : Fatikhudin


Tradisi tulis menulis sudah di contohkan oleh para ulama`, kyai terdahulu. Terbukti dengan adanya kita-kitab yang di kaji di pondok pesantren. Tradisi ini harus dilestarikan di setiap pondok pesantren. Mengapa ? karena agar para santri  mempunyai minat dalam hal tulis menulis, itu semua tidak terlepas bahwa mereka pasti sedikit banyak sudah pernah merasakan yang namanya membaca kitab, baik di bacakan oleh kyai ataupun membacanya sendiri. Apalagi yang kita tunggu ? haruskah kita menghilangkan tradisi tulis menulis yang telah di contohkan oleh para ulama`, kyai terdahulu ?
Kesuksesan kita bukan pada hasilnya tapi proses kita mengggalau semua mimpi buruk. Rasa takut, jelek, sok tahu, minder, harus kita binasakan, karena kematian jiwa penulis bersumber dari perasaan itu. (hal 32). Ungkapan tersebut adalah merupakan sebuah semangat bagi para penulis, apalagi bagi penulis pemula, karena biasanya yang terjadi pada penulis pemula ialah adanya rasa kurang percaya diri dalam menuangkan gagasan-gagasannya yang sudah ada dalam pikirannya padahal jika kita mau menuangkanya dalam bentuk sebuah tulisan itu akan menjadi sebuah karya yang tak penah terlupakan . Memang banyak kita temui masalah-masalah jika kita ingin menulis. Seperti kekurangan ide, ketika menulis tiba-tiba berhenti, dan masih banyak yang lain. maka dari itu harus tertanam kuat niat kita ketika  ingin menjadi penulis yang profesional. Seorang pemula jangan pernah takut menampakkan karyanya . biarkan cacian dan hinaan datang menginggap. Jangan hanya di hina dan di caci, di robekpun harus diterima dengan penuh keberanian dan lapang dada. Siap menerima cacian dan hinaan pada hakikatnya ia telah mulai berani menjadi orang sukses ?. ini salah satu nasihat dari seniaor salah satu penulis dalam buku ini yakni Muhammad suhaibi RB.
Kadang kala kita meremehkan ide-ide yang ada dalam angan-angan kita. Perlu di ingat bahwa ide itu mudah hilang dan pecah jika tidak langsun di tuangkan kedalam tulisan. Seperti kata penulis legendaris indonesia Pramoediya ananta toer : “ tulislah sesederhana apapun ide pikiranmu karena itu akan menjadikannya utuh sepanjang sejarah. Sehebat apapun ide pikiran seseorang, tetapi jika hal itu hanya ada dalam kata-kata  ucapan, maka ia akan musnah sedetik sesudah orang itu mengucapkannya. Dari ungkapan Pram jelaslah bahwa kita di tuntut untuk tidak meremehkan ide, walaupun itu sangatlah remeh.
Buku yang di tulis oleh Tsanin A. Zuhairi ini adalah kumpulan pengalaman dari beberapa penulis, dari mulai kesulitan awal ketika menulis, sampai bagaimana perjuangan mereka masing-masing untuk menjadi penulis yang sampai melahirkan sebuah karya. Buku ini sangat cocok sekali bagi penulis pemula yang biasanya haus akan motivasi menulis dan juga mereka bisa melihat kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh seorang penulis, semua akan terjawab ketika mereka membaca buku kecil yang sangat sederhana ini yang di terbitkan oleh muara progesif, 2009. Dan ingatlah bahwa menulis adaah tradisi ulama` salaf  terdahulu yang kita banggakan. Mari kita menulis sebelum menyesal di kemudian hari, karena membiarkan tidak bisa menulis sama halnya dengan membiarkan diri kita tanpa eksistensi. Tanamkan pada diri kita “saya menulis, maka saya akan ada”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar