Minggu, 05 April 2015

Memahami Hakikat Waktu


    Waktu adalah kata yang sering kita dengar dimana pun kita berada, baik di sekolah, tempat kerja, dan juga dimasyarakat sosial. Sebab kata yang satu ini selalu di sinkronkan atau dihubung-hubungkankan dengan aktivitas-aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan didunia. Bahkan ada sebuah makolah “waktu itu diumpamakan seperti pedang, jika tidak menggunakan atau memanfaatkannya dengan baik, maka kita akan dipotongnya. Ini yang sering terjadi di masyarakat kita, kebanyakan dari kita belum bisa memaknai hakikat waktu itu seperti apa. Apa yang harus dikerjakan ? apa yang harus dilakukan dengan waktu yang ada ? bagaimana cara mengaturnya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat pada umum nya dan pada dirinya sendiri khususnya ?. sikap menghargai waktu perlu ditumbuhkan pada mindset kita, agar tidak menyesal dikemudian hari,  karena waktu yang kita lewatkan tidak akan pernah kembali, terutama pada para remaja yang cenderung suka pada hal-hal yang baru, itu sangat lumrah, sebab mereka masih dalam proses pencarian jatidiri. Dan tidak terkecuali orang dewasa.
            Para ulama` salaf  memberikan dasar atau cara memanfaatkan waktu yakni “waktu paling baiku ntuk menghafal adalah waktu sahur (menjelang subuh), dan untuk mempelajari sesuatu adalah pagi-pagi, adapun untuk menulis adalah pertengahan siang sedang untuk menela`ah dan mengulang pelajaran adalah malam hari”. Dari waktu-waktu yang sudah dibagi tersebut jika kita selaraskan dengan keadaan generasi bangsa saat ini, masih sangat jauh sekali. Kita lihat sekarang banyak berita-berita yang selalu terkait dengan para remaja yang digadang-gadang sebagai penerus perjuangan bangsa. Jangan heran kalau mereka selalu di hubungkan dengan minuman-minuman keras, seks bebas, narkoba, dan lain sebagainya.  
            Kesadaran diri adalah obat yang paling utama, karena semua yang kita lakukan tidak terlepas dari keinginan yang ada pada diri sendiri. Nabi mengatakan bahwa jihad yang paling berat adalah jihad melawan nafsu. Jika tidak bisa mengendalikannya dengan hal-hal yang positif, nafsu tersebut akan menguasai kita. Memaksa untuk berbuat baik adalah pilihan yang tepat, manusia hidup di dunia ini tidak akan luput dengan ganggguan setan. Setan akan mengganggu manusia agar selalu melakukan hal-hal yang negatif, sedangkan Allah memerintah untuk melakukan kebajikan. Apakah kita mau menerjang larangan-larangannya ?. Kita selalu menjatkan do`a Rabbana Atina Fiddunya Hasanah WaFil Akhirati Hasanah Wakina Adzabannaar, dimana inti dari do`a tersebut ialah meminta diberi kebaikan baik didunia maupun diakhirat dan meminta dijauhkan dari adzab neraka. tetapi Jangan hanya berdo`a dengan lisan, akan tetapi perlu diyakini dengan hati dan merealisasikannya dengan perbuatan.
            Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendirian, mereka membutuhkan orang-orang yang ada disekitarnya atau bisa disebut hablu minanaas. Saling tolong-menolong dan saling nasehat-menasehati adalah ciri seorang muslim yang kaffah. lingkungan yang ada disekitar kita bisa saja menjadi obat buat kita dan juga bisa juga menjadi sebuah racun yang sangat mematikan. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Bisa dengan mempertebal iman kepada sang pencipta (Allah SWT). Bukan hanya itu kita harus mempunyai keahlian bersosialisasi dengan mereka, jika salah bicara bisa-bisa itu akan menjadi bumerang yang mengancam diri kita. Motivasi dari seseorang yang dianggap mampu dalam hal ilmu pengetahuan memang perlu. Akan tetapi motovasi yang paling manjur ialah motivasi dari diri sendiri.
Didalam alqur`an ada banyak ayat yang membahas tentang waktu, seperti  Demi waktu dhuha ( ketika matahari naik sepenggalah)(QS. AD-DUHA : 1), Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari (QS. ASY-SYAMS : 1), Demi malam apabila menutupi (QS.AL-LAIL : 1). Tidak hanya dalam ketiga surat itu. Dalam surat Al-Asr dijelaskan yang artinya Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. Dari ayat-ayat al-qur`an tersebut dapat kita ambil hikmahnya, sesungguhnya manusia selalu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang melakukan kebajikan, saling tolong-menoling pada sesama.
Betapa banyak saat ini orang-orang disekitar kita yang menyia-nyiakan waktu yang ada. Mungkin mereka berfikir bahwa besok masih ada waktu yang lain. tetapi waktu sekarang dan besok itu berbeda. Ketika sudah meninggalkannya, maka tidak akan bisa kembali lagi. Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. 
الوقت أنفاس لا تعود
Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.

Seseorang akan merasa bahwa waktu yang ditinggalkannya sangatlah berharga ketika mereka menginja usia senja (tua). Seringkali yang mereka hanya kesenangan sesaat, sementara kesenangan didunia adalah bayangan semu.
           Kehidupan didunia ini penuh dengan ujian, dan dalam ujian tersebut Alloh selalu menyelipkan hikmah bagi mereka yang mampu melampaui ujian tersebut. Bahkan bisa jadi ujian yang diberikan kepada manusia itu untuk menyadarkan bagi mereka yang lalai akan nikmat yang ada pada dirinya. Dewasa ini kebanyakan mereka mengatakan bahwa saya beriman kepada Alloh, tetap disisi lain mereka mengeluh ketika diberi ujian atau cobaan. Seperti yang digambarkan dalam Al-qur`an :

احسب الناس ان يتركوا ان يقولوا ءامنا وهم لا يفتنون – ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكذبين
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al-Ankabuut 2-3).
             Maka dari itu perbanyaklah berbuat kebajikan didunia ini, hidup hanya sementara dan umur kita juga terus berkurang. Jangan sampai ketika dihisab nanti amal kejelekan kita lebih banyak dari pada amal kebajikan.Wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar