Disebuah desa yang jauh dari hiruk
pikuk suasana perkotaan, terdapat kehidupan keluarga kecil yang sangat
sederhana, kesehariannya keluarga ini memakan makanan apa adanya apapun akan
mereka makan selagi itu halal, dalam hal berpakain mereka sangat sederhana.
Lantunan tahrim
al-qur`an di pagi hari berkumandang, waktu subuh akan segera tiba, seperti
biasa pak udin bangun dari tidurnya untuk bertaqarrub kepada sang khaliq yakni
melaksanakan shalat malam, tidak ketinggalan pula dia membangunkan istri dan
anak kesayangannya ikut shalat malam. Inilah keseharian yang pak udin lakukan
mengingat dia adalah kepala keluarga yang wajib menjadi imam yang baik. Ibu`, adek ayo bangun mari kita melaksakanakan
shalat.”Pak udin membangunkan anak serta
istrinya”. Mereka pun masih terlelap dalm tidurnya, belum ada tanda-tanda akan
bangun, dengan kesabarannya satu kali dua kali di bangunkan isrti dan anaknya
tidak bangun, untuk yang ketiga kalinya, merekapun bangun dan melaksanakan shalat.
Sambil menunggu waktu subuh pak udin mengajak mereka untuk membaca al-qur`an. Adzan
subuh pun berkumandang, embun pagi menetes, mereka langsung melaksanakan shalat
subuh berjamaah di masjid.
waktu subuh
sudah lewat, sang mentari menunjukkan kegagahannya menyinari bumi pertiwi,
masyarakat desa jati rejo mulai sibuk dengan rutinitasnya masing-masing. Pak udin
bersiap-siap untuk berangkat kepasar untuk berdagang, ini adalah kegiatan
sehari-hari pak udin demi menghidupi keluarga kecilnya. Berdagang ialah
pekerjaaan yang ditekuni olehnya sejak satu tahun yang lalu, sebelumnya ia
bekerja di sebuah perkantoran sebagai cleaning service, akan tetapi ia dipecat
gara-gara kantor mengalami bangkrut yang lumayan besar. Tanpa berfikir panjang
ia mau tidak mau harus mencari pekerjaan yang lain.
Dalam konsep berdagangnya pak udin
berusa bersifat jujur apa adanya, karena berdagang buah-buahan, jika
kualitasnya bagus ya ia akan bilang bagus begitupun sebaliknya. Banyak sekali
kejadian-kejadian yang tidak bisa diprediksi oleh pak udin, misalnya sepi
pembeli, banyak buah yang busuk, maupun karena cuaca yang tidak mendukung. Sekali
lagi ia mengembalikannya kepada Sang Pencipta yaitu Allah, Allah yang mengatur
semua rezeqi. Dari pagi sampai siang pak udin berdagang, ia belum sama sekali
mendapatkan pembeli, kenapa ya koq hari ini sepi sekali pembeli ?” batin pak
udin”. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah ia
melihat anak dan istriya sudah menunggu. Doni anak pak udin bertanya: bapak capek ngga` ?, kalau capek mana doni pijitin,Tidak usah nak mending kamu tidur siang sana !! tetapi ekspresi berbeda
ditunjukkan oleh istrinya. Bagaiman pak dagangan hari ini ? sambut istrinya
dengan senyum bahagia, berharap sang suami mendapatkan rezeqi”. Dengan tersenyum
pak udin menjawab :” hari ini kita belum di beri oleh Allah buk, ibuk yang
sabar ya.. “. Istrinya tidak terima dengan jawaban sang suami “pokoknya ibuk
gak mau tahu besok bapak harus dapat uang. Dengan nada kasar dan marah ia
mengungkapkannya perasaan kemarahannya kepada sang suami.
Pak udin malam tidak bisa tidur
memikirkan perkataan sang istri, yang membuatnya merasa tidak bisa menafkahi
keluarganya. Dalam angan-angannya ia tidak terasa tertidur pulas. Adzan subuh
berkumandang lagi kali ini berbeda dengan hari kemarin, tidak seperti malam
kemaren, ia tidak membangunkan anak istrinya. ia melakukan shalat malam sendirian,
dan berdo`a kepada sang khaliq “ ya rabb berilah hamba kekuatan untuk menjalani
semua yang telah engkau turunkan kepada hamba, jangan jadikan hamba temasuk
manusia yang putus asa pada rahmatmu”. Pak udin bersiap siap-siap menuju pasar,
tetapi kali ini sang istri acuh kepadanya, pak udin berangkat kepasar tanpa
sepengetahuan sang istri. Malam itu sang istri bermimpi tidak enak tentang sang
suami Saat berada di pasar, ada preman yang biasa meminta jatah dari para
pedagang yang ada satu-persatu mereka di mintai uang, tiba giliran pak udin,
mana uang untuk hari ini ?,”preman bertanya pada pak udin dengan memasang salah
satu preman langsung menusuk pak udin dengan pisau tepat pada dadanya, pak udin
seketika itu tejatuh, preman-preman itu langsung kabur meninggalkannya. Semua pedagang
meresa panik dengan keadaan pak udin yang berlumuran darah, mereka langsung
membawanya kerumah sakit terdekat, akan tetapi nyawa pak udin tidak bisa
tertolong, ia meninggal dunia.
Anak dan
istrinya belum tahu kalau pak udin sudah meninggal, ada salah satu dari
tetangganya yang kebetulan berdagang dipasar bersama pak udin datang kerumahnya
namanya pak ridwan, ia mengucapkan salam, pintu langsung terbuka, ada apa pak
ridwan ? koq lari-lari an. Dengan kata terbata-bata pak ridwan berkata : pak
udin buk.. ada apa dengan suami ku, istri pak udin bertanya dengan nada
khawatir, pak udin meninggala karena ditusuk preman. Ia langsung menangis. Doni
mendengar bahwa bapaknya meninggal dunia karena ditusuk k preman.
Suasana pasar
penuh dengan keramaian orang, preman yang membunuh pak udin datang lagi, untuk
meminta uang lagi. Tanpa disangka udin pamit pada ibunya untuk pergi kepasar,
sesampainya dipasar dia mencari preman yang membunuh bapaknya, saat melihat preman itu, dia langsung menusuk preman tersebut dengan sebilah pisau yang dia
bawa dari rumah, preman itu pun langsung meninggal karena tusukan doni. Doni pulang
kerumah, tak berapa lama ada polisi yang datang kerumahnya untuk menangkap udin,
ada apa ini ? “ibu udin bertanya kepada polisi” gini bu anak ibu tadi membunuh
seorang preman pasar ndak tau apa motifnya. Tidak lama udin langsung dibawa ke
kantor polisi untuk diintrogasi apakah dia bersalah apa tidak ?.
apakah ini yang namanya keadailan ?
BalasHapus